WARTA KOTA, SEMANGGI –– Nasib Aisyah (54), mendadak tak menentu.
Pasalnya, ia merasa harus bertanggung jawab atas gagal berangkat para kerabatnya akibat First Travel.
Sebanyak 19 jemaah di mana ia merupakan koordinator untuk umrah melalui First Travel menuntut dirinya.
“Mereka terus menanyakan ke saya. Sementara saya tanyakan ke First Travel selalu mereka cuma menjanjikan keberangkatan. Tapi, jemaah nggak diberangkatkan juga sejak Mei 2016,” kata Aisyah, ditemui saat melaporkan kasus tersebut di di Mapolda Metro Jaya, Kebayoranbaru, Jakarta Selatan, Kamis (10/8/2017).

Padahal, warga Cilandak, Jakarta Selatan itu, juga turut mendaftar keberangkatan umrah pada First Travel tersebut.
Namun, untuk memberikan tanggung jawab kepada kerabatnya itu pun, ia rela menyerahkan sertifikat rumahnya untuk jaminan.
“Saya bilang ke mereka, kalau saya pasti bertanggung jawab. Bahkan, saya rela kasih sertifikat rumah saya meski cuma seluas 40 meter persegi buat jaminan,” katanya.
Kini, ia pun enggan untuk tinggal di rumahnya. Ia memilih tinggal bersama sanak saudaranya.
“Karena, saya ditanyakan terus. Bikin stress, toko saya juga jadi nggak keurus. Bukannya saya takut atau tidak mau tanggung jawab, karena kan kita sama-sama korban,” katanya.

Bahkan, ada jemaah dari Cepu, Blora, Jawa Tengah yang datang untuk menemui dirinya mempertanyakan keberangkatannya.
“Kami daftar Maret 2016 bayar Rp 14,3 juta. Dijanjikan berangkat Mei 2017, tapi nggak jadi. Lalu katanya bisa berangkat 6 Juni dengan bayar Rp 1,5 juta, tapi nggak jadi juga. Makanya sekarang kami nuntut minta dikembalikan uang tersebut,” tegasnya.