WARTA KOTA, MENTENG – Mantan Koordinator Kontras Haris Azhar menyebut, kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan seolah menjadi alat barter dalam kasus lain yang ditangani KPK.
Ada barang bukti dalam kasus tertentu yang sengaja dirusak atau dihilangkan oleh orang dalam KPK. Oknum tersebut, diduga bekerja untuk kepentingan di luar KPK.
“Itu dijadikan tarik menarik dan tawar menawar dari kasus-kasus yang ditangani Novel,” kata Haris di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Rabu (26/7/2017).
Alat bukti yang dicuri itu sebagai alat tawar ke kepolisian. Jika polisi mengusut kasus Novel, maka bukti yang disembunyikan itu akan dibuka. Novel tahu soal itu dan marah.
Baca: Duit Rp 2,3 Miliar Didapat Polisi Hanya dalam Sepekan Razia
“Kasus Novel ini tidak jalan-jalan karena kalau ada yang berani buka kasus Novel, maka orang yang buka akan dicarikan kesalahannya,” kata Haris seperti dikutip Kompas.com.
Haris menduga Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dan pimpinan KPK mengetahui masalah tarik menarik tersebut.
Termasuk beberapa barang bukti yang seolah menghilang seperti sidik jari di cangkir yang digunakan untuk menyiram Novel.
Baca: Indira Sudiro Jalan Bareng Dampingi Menteri Jonan, Netizen Langsung Heboh
Haris mempertanyakan alasan pimpinan KPK dan Polri seolah menyembunyikan hal tersebut.