WARTA KOTA, MATRAMAN — Kepala Kepolisian RI (Kapolri) Jenderal Polisi Tito Karnavian, Senin, mengatakan sketsa wajah penyerang penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, yang ditunjukkan di Kantor Presiden kepada media adalah sketsa baru yang belum pernah dipublikasaikan.
“Ini belum dipublikasikan. Baru (dibuat) kira-kira dua hari yang lalu. Yang ini adalah dari saksi yang sangat penting karena lima menit sebelum kejadian melihat tamu di mesjid, dia mencurigakan, yang kita duga adalah pengendara sepeda motor,” kata Tito Karnavian di Kantor Presiden Jakarta, Senin.
Sebelum memberikan penjelasan bahwa sketsa yang ditunjukkannya adalah baru dan belum pernah dipubliaksikan, Kapolri bertemu Presiden Joko Widodo terlebih dulu untuk membahas masalah penyerangan ini.
Novel Baswedan mendapat serangan oleh seseorang dengan disiram air keras pada 11 April 2017 saat ia baru saja usai melakukan ibadah salat subuh di masjid dekat rumahnya, bilangan Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Menurut laporan Antara, publik sangat menanti-nanti langkah pasti penegak hukum terkait aksi penyiraman air keras kepada Baswedan, yang sebelumnya adalah perwira polisi.
Saat penyerangan terjadi, penyidik KPK itu tengah menangani kasus korupsi KTP elektronik (KTP-e). Akibatb serangan itu, mata kiri Baswedan kehilangan kemampuan secara permanen untuk melihat seperti semula.
Kapolri menyatakan, ciri-ciri penyerang itu memiliki tinggi tubuh 167-170 cm, berkulit agak gelap, rambut kriting, dan badan cukup ramping.
“Nah, kalau kita lihat ini agak berbeda dengan empat orang yang sudah diperiksa sebelumnya,” ujarnya.
Sebelumnya, lanjut Tito, polisi telah memeriksa tiga orang. Ketiganya diperiksa karena dua bulan sebelum peristiwa penyiraman terjadi mereka berada di sekitar rumah Novel yaitu dua orang, yaitu H dan M.
“Tapi ciri-cirinya sangat jauh dengan yang ada di peristiwa karena ini tinggi badannya tidak ada yang di atas 160 cm. Bahkan yang terakhir yang kami amankan namanya Lestaluhu berdasarkan keterangan Saudara Novel,” kata Tito
