WARTA KOTA, CIKINI – Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan sempat menolak dibuatkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) oleh penyidik Polri, atas kasus teror yang menimpanya.
Sikap Novel yang menolak di-BAP Polri namun menerima wawancara dari beragam media di Singapura, tempat Novel menjalani perawatan mata, disindir oleh Wakil Ketua Pansus Angket KPK Masinton Pasaribu, saat menjadi pembicara dalam diskusi bertema Cerita Novel, KPK, dan Pansus DPR, di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (5/8/2017).
“Saya melihat kasus Novel itu, pertama pelakunya belum ketemu, saya prihatin. Nah, sekarang ini kan Novel sedang berobat, polisi kesulitan BAP.
“Setahu saya dua kali polisi ke Singapura dan menolak BAP, tapi malah meladeni wawancara media.”
“Saya baca di berita kondisi mata beliau tambah parah karena aktivitas ladeni media. Penyakit tambah parah ini dibikin sendiri atau apa?” tutur Masinton.
Baca: SBY dan Prabowo Ingin Buat Gerakan Bangkitkan Moral, Oso: Memangnya Kita Tidak Bermoral? Ngawur!
Novel yang pesimistis Polri bakal mengungkap kasusnya, turut pula dikomentari oleh Masinton.
Menurut Masinton, apabila Novel tidak bersedia di-BAP, lantas bagaimana polisi mau melakukan pengembangan penyelidikan?
“Ini Novel cenderung tidak percaya kepada kepolisian. Lalu mau percaya siapa lagi kalau tidak mau di-BAP?” ucap Masinton. (*)