WARTA KOTA, MENTENG – Institute for Development of Economics and Finances (Indef) memandang positif dana haji diinvestasikan ke sektor infrastruktur, melalui produk-produk yang berbasis syariah.
Ekonom senior Indef Didik J Rachbini mengibaratkan dana haji seperti bendungan yang begitu besar. Sehingga, jika dibiarkan begitu saja, tidak bermanfaat. Namun ketika airnya dialiri untuk irigasi dan lainnya, menjadi bermanfaat.
“Jadi kalau dipakai untuk infrastruktur itu sangat baik,” ujar Didik di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (5/8/2017).
Baca: Maruf Amin: Saya yang Tanda Tangani Fatwa MUI Soal Dana Haji untuk Pembangunan Infrastruktur
Menurut Didik, dana haji diinvestasikan untuk infrastruktur sebenarnya sudah dijalankan oleh pemerintahan sebelumnya, melalui sukuk dan produk syariah lainnya, dengan porsi sepertiga dari total dana haji.
“Sejatinya dana haji sudah dipakai oleh orang-orang lewat syariah, sudah berjalan ini. Jadi ide Presiden Jokowi menggunakan dana haji untuk infrastruktur, sebenarnya tidak ada bedanya dengan apa yang sudah dipakai sebelumnya,” tutur Didik.
Sedangkan adanya kontroversi dari pernyataan Presiden terkait dana haji untuk infrastruktur, Didik melihat ada sebagian Umat Islam yang tidak percaya terhadap Presiden, karena dianggap sudah menyakiti hati Umat Islam.
Baca: Jokowi Ingin Pakai Dana Haji untuk Pembangunan Infrastruktur, Fahri Hamzah: Dilaknat Allah
“Ini bukan urusan ekonomi, tetapi hubungan Presiden kepada rakyat. Saran saya, Presiden koreksi diri dan berkaca,” ucap Didik.
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) sampai saat ini mengelola dana haji sekitar Rp 90 triliun. Hingga 21 Juli 2017, anggaran dana haji telah diinvestasikan ke sukuk dana haji Indonesia (SDHI) mencapai Rp 36,6 triliun. (Seno Tri Sulistiyono)