Thursday, July 6, 2017

yang Dari Resep Dokter Atau Dapur Sendiri

above artik
1x



Infeksi virus hepatitis C (HCV) adalah penyakit menular yang menyebabkan peradangan hati. Kebanyakan pasien HCV menderita kasus yang kronis. Diperkirakan sekitar 85% orang yang terinfeksi HCV terkena penyakit kronis lainnya. Beristirahat dan menjaga asupan cairan yang memadai dialporkan ampuh untuk meredakan gejalanya, namun cara-cara ini lebih dianjurkan untuk pengobatan hepatitis virus akut. Terapi obat-obatan diresepkan dokter hanya untuk hepatitis kronis. Berikut informasi lebih lanjut tentang beragam obat hepatitis.


Apa saja obat hepatitis yang tersedia di dokter?


Di samping beristirahat dan memperbanyak asupan cairan, dokter lebih menganjurkan pasien infeksi hepatitis kronis untuk menggunakan obat-obatan atau kombinasi obat hepatitis. Ini dilakukan untuk meredakan gejalanya, sekaligus juga mencegah penyakit hati yang lebih parah (seperti sirosis atau gagal hati), dan mengurangi risiko kanker hati.


Obat hepatitis yang biasa diresepkan dokter, termasuk:


1. Interferon


Interferon adalah protein yang biasanya terdapat dalam tubuh untuk melawan infeksi dan terutama untuk membantu sistem kekebalan tubuh melawan HCV guna mencegah komplikasi. Obat ini terdiri dari:



  • Injeksi peginterferon alfa-2a (Pegasys)

  • Injeksi peginterferon alfa-2b (PegIntron, Sylatron)

  • Injeksi interferon alfa-2b (Intron A)


Obat-obatan ini digunakan dalam kombinasi dengan obat antivirus. Tidak ada versi generik dari obat-obatan ini di pasaran. Peginterferon terdiri dari interferon yang dikombinasikan dengan komponen lain yang membuat obat bertahan lebih lama dalam tubuh dan juga membantu mengurangi efek samping.


Ada beberapa efek samping umum, meliputi:



  • Kecemasan 

  • mulut kering

  • Kelelahan berlebihan

  • Sakit kepala 

  • Perubahan mood

  • Penurunan berat badan

  • Gejala hepatitis yang memburuk


2. Obat-obatan antivirus protease inhibitor


Protease inhibitor adalah obat-obatan oral yang bekerja dengan mencegah penyebaran infeksi. Obat ini menghentikan reproduksi virus dalam tubuh, meliputi:



  • Telaprevir (Incivek)

  • Boceprevir (Victrelis)

  • Paritaprevir. Ini merupakan protease inhibitor tetapi hanya terdapat dalam Viekira Pak, sebagai bagian kombinasi yang digunakan untuk mengobati infeksi HCV.


Obat-obatan ini hanya digunakan dalam kombinasinya dengan terapi infeksi HCV lainnya. Telaprevir diminum dua kali sehati, sementara boceprevir diminum tiga kali sehari. Kedua obat ini harus digunakan bersama makanan.


Efek samping paling umum dari obat hepatitis ini adalah anemia, diare, kelelahan, sakit kepala, mual, dan muntah.


3. Obat-obatan antivirus analog nukleosida


Obat-obatan antivirus analog nukleosida juga mencegah penyebaran infeksi dengan menghentikan pembentukan nukleosida pada sel-sel yang terinfeksi. Ribavirin (Copegus, Moderiba, Rebetol, Ribasphere, Ribasphere RibaPak, Virazole) adalah satu-satunya obat yang digunakan untuk mengobati infeksi HCV dalam kelas ini. Ribavirin memerlukan kombinasi dengan interferon untuk mengobati infeksi HCV. Selain itu, terapi tiga kali lipat bisa diresepkan dengan interferon dan protease inhibitor. Obat ini tidak dapat digunakan secara independen.


Berhati-hatilah dalam menggunakan Ribavirin jika Anda memiliki riwayat penyakit jantung atau kehamilan. Obat ini bisa menyebabkan resiko cacat lahir dan juga menyebabkan pertumbuhan kerdil pada pasien anak-anak. Resiko ini bisa dialihkan dari pria kepada pasangan wanitanya saat pembuahan.


3. Polymerase inhibitor dan terapi kombinasi obat


Polymerase inhibitor mencegah terjadinya pembentukan blok virus hepatitis C. Obat hepatitis ini termasuk polymerase inhibitor sovaldi (Sofosbuvir). Sovaldi bekerja dengan menghambat RNA polymerase yang digunakan oleh virus hepatitis C untuk mereplikasi RNA-nya. Obat ini terkadang digunakan dalam kombinasi dengan ribavirin sampai selama 24 minggu. Selain itu, obat ini juga digunakan untuk orang yang menderita infeksi virus hepatitis C dan infeksi HIV.


Gabungan obat ledipasvir dan sofosbuvir (Harvoni) digunakan untuk mengobati infeksi kronis dari HCV genotype 1 pada orang dewasa. Ledipasvir merupakan NS5A inhibitor yang menghalangi terbentuknya protein yang membantu virus mereplikasi diri. Sofosbuvir merupakan polymerase inhibitor yang mencegah terjadinya pembentukan blok virus.


Obat ini harus digunakan dengan makanan dan tidak boleh dihancurkan. Efek samping yang umum meliputi mual, gatal, insomnia, dan kelemahan.


Tak hanya obat dari resep dokter, gejala hepatitis juga bisa dikelola dengan penggunaan obat-obatan alternatif.


Daftar obat hepatitis alternatif


Obat alternatif sering dijadikan pilihan pertama untuk pengobatan berbagai jenis penyakit, termasuk infeksi hepatitis. Namun demikian, konsultasikan pada dokter jika Anda ingin menggunakan pengobatan herbal untuk menggantikan obat-obatan Anda. Ingat bahwa tak semua obat-obatan herbal aman dikonsumsi untuk setiap kondisi.


1. Akar licorice


Akar licorice, atau akar manis, biasa ditemukan di Asia dan Timur Tengah. Herbal ini terkadang digunakan sebagai solusi rumahan untuk infeksi, bisul, dan bronkitis. Akar licorice tersedia dalam bentuk kapsul, bubuk kering, ekstrak cairan, dan tablet. Selain itu, herbal ini dapat menyebabkan efek samping, seperti tekanan darah rendah dan retensi cairan.


Milk Thistle


Milk thistle biasa ditemukan di wilayah Mediterania. Secara historis, obat herbal ini digunakan untuk kanker, diabetes, hepatitis, kolesterol tinggi, dan penyakit hati. Herbal ini terutama tersedia dalam banyak bentuk, termasuk kapsul dan ekstrak. Meskipun kadang milk thistle digunakan sebagai obat hepatitis alternatif, konsultasikan pada dokter sebelum mempertimbangkan mengonsumsinya.


Hello Health Group tidak menyediakan nasihat medis, diagnosis, maupun pengobatan.


Baca Juga:



Source link


قالب وردپرس


yang Dari Resep Dokter Atau Dapur Sendiri
4/ 5
Oleh