Tuesday, July 18, 2017

Suami Koma Selama 15 Tahun, Begitu Sadar Ia Kaget Lihat Perempuan Lain Lakukan Hal Ini !!

above artik







Manusia itu bersifat lemah , membutuhkan perlindungan serta pertolongan. Kemampuan

kita selaku manusia dibatasi oleh penglihatan, pendengaran, akal dan fisik.

Sungguh amat banyak kejadian yang terjadi diluar jangkauan kemampuan manusia untuk

mengatasinya dan selayaknya meminta tolong kepada Tuhannya, melalui ibadah dan doa.

















Janganlah pernah putus asa jika Tuhanmu adalah Allah. Cukup ketuklah pintunya dengan

doamu yang tulus.

Hiaslah do’amu dengan berhusnudzon kepada Allah Yang Maha Suci. Lalu yakinlah dengan

pertolongan yang dekat dariNya.

Kisah yang menggetarkan hati ini tampaknya sangat cocok untuk menggambarkan betapa

dahsyatnya kekuatan doa, seperti disadur dari situs www.muslm.org, diterjemahkan oleh

Ustadz Firanda Andirja seperti dilansir dari situs firanda. Selengkapnya:

Seorang istri menceritakan kisah suaminya pada tahun 1415 H, ia berkata :

Suamiku adalah seorang pemuda yang gagah, semangat, rajin, tampan, berakhlak mulia,

taat beragama, dan berbakti kepada kedua orang tuanya.

Ia menikahiku pada tahun 1390 H. Aku tinggal bersamanya (di kota Riyadh) di rumah

ayahnya sebagaimana tradisi keluarga-keluarga Arab Saudi.

Aku takjub dan kagum dengan baktinya kepada kedua orang tuanya. Aku bersyukur dan

memuji Allah yang telah menganugerahkan kepadaku suamiku ini. Kamipun dikaruniai

seorang putri setelah setahun pernikahan kami.

Lalu suamiku pindah kerjaan di daerah timur Arab Saudi. Sehingga ia berangkat kerja

selama seminggu (di tempat kerjanya) dan pulang tinggal bersama kami seminggu.




tanggal 9 Ramadhan tahun 1395 H tatkala ia dalam perjalanan dari kota kerjanya menuju

rumah kami di Riyadh ia mengalami kecelakaan, mobilnya terbalik.

Akibatnya ia dimasukkan ke Rumah Sakit, ia dalam keadaan koma. Setelah itu para dokter

spesialis mengabarkan kepada kami bahwasanya ia mengalami kelumpuhan otak. 95

persen organ otaknya telah rusak.

Kejadian ini sangatlah menyedihkan kami, terlebih lagi kedua orang tuanya lanjut usia. Dan

semakin menambah kesedihanku adalah pertanyaan putri kami (Asmaa’) tentang ayahnya

yang sangat ia rindukan kedatangannya. Ayahnya telah berjanji membelikan mainan yang

disenanginya…

Kami senantiasa bergantian menjenguknya di Rumah Sakit, dan ia tetap dalam kondisinya,

tidak ada perubahan sama sekali.

Setelah lima tahun berlalu, sebagian orang menyarankan kepadaku agar aku cerai darinya

melalui pengadilan, karena suamiku telah mati otaknya, dan tidak bisa diharapkan lagi

kesembuhannya.

Yang berfatwa demikian sebagian syaikh -aku tidak ingat lagi nama mereka- yaitu bolehnya

aku cerai dari suamiku jika memang benar otaknya telah mati. Akan tetapi aku

menolaknya, benar-benar aku menolak anjuran tersebut.

Aku tidak akan cerai darinya selama ia masih ada di atas muka bumi ini. Ia dikuburkan

sebagaimana mayat-mayat yang lain atau mereka membiarkannya tetap menjadi suamiku

hingga Allah melakukan apa yang Allah kehendaki.

Akupun memfokuskan konsentrasiku untuk mentarbiyah putri kecilku. Aku memasukannya

ke sekolah tahfiz al-Quran hingga akhirnya iapun menghafal al-Qur’an padahal umurnya

kurang dari 10 tahun.

Dan aku telah mengabarkannya tentang kondisi ayahnya yang sesungguhnya. Putriku

terkadang menangis tatkala mengingat ayahnya, dan terkadang hanya diam membisu.

Putriku adalah seorang yang taat beragama, ia senantiasa sholat pada waktunya, ia sholat

di penghujung malam padahal sejak umurnya belum 7 tahun.

Aku memuji Allah yang telah memberi taufiq kepadaku dalam mentarbiyah putriku,

demikian juga neneknya yang sangat sayang dan dekat dengannya, demikian juga

kakeknya rahimahullah.

Putriku pergi bersamaku untuk menjenguk ayahnya, ia meruqyah ayahnya, dan juga

bersedekah untuk kesembuhan ayahnya.

Pada suatu hari di tahun 1410 H, putriku (kini berusia 19 tahun) berkata kepadaku : Ummi

biarkanlah aku malam ini tidur bersama ayahku…Setelah keraguan menyelimutiku akhirnya

akupun mengizinkannya.

Putriku bercerita : Aku duduk di samping ayah, aku membaca surat Al-Baqoroh hingga

selesai. Lalu rasa kantukpun menguasaiku, akupun tertidur.

1x
Aku mendapati seakan-akan ada ketenangan dalam hatiku, akupun bangun dari tidurku lalu

aku 



berwudhu dan sholat –sesuai yang Allah tetapkan untukku-.

Lalu sekali lagi akupun dikuasai oleh rasa kantuk, sedangkan aku masih di tempat sholatku.

Seakan-akan ada seseorang yang berkata kepadaku;

“Bangunlah…!!, bagaimana engkau tidur sementara Ar-Rohmaan (Allah) terjaga??,

bagaimana engkau tidur sementara ini adalah waktu dikabulkannya doa, Allah tidak akan

menolak doa seorang hamba di waktu ini??”




Akupun bangun…seakan-akan aku mengingat sesuatu yang terlupakan…lalu akupun

mengangkat kedua tanganku (untuk berdoa), dan aku memandangi ayahku –sementara

kedua mataku berlinang air mata-.

Aku berkata dalam do’aku, “Yaa Robku, Yaa Hayyu (Yang Maha Hidup)…Yaa ‘Adziim (Yang

Maha Agung).., Yaa Jabbaar (Yang Maha Kuasa)…, Yaa Kabiir (Yang Maha Besar)…, Yaa

Mut’aal (Yang Maha Tinggi)…, Yaa Rohmaan (Yang Maha Pengasih)…, Yaa Rohiim (Yang

Maha Penyayang)…, ini adalah ayahku, seorang hamba dari hamba-hambaMu, ia telah

ditimpa penderitaan dan kami telah bersabar, kami Memuji Engkau…, kemi beriman dengan

keputusan dan ketetapanMu baginya…

Ya Allah…, sesungguhnya ia berada dibawah kehendakMu dan kasih sayangMu.., Wahai

Engkau yang telah menyembuhkan nabi Ayyub dari penderitaannya, dan telah

mengembalikan nabi Musa kepada ibunya…

Yang telah menyelamatkan Nabi Yuunus dari perut ikan paus, Engkau Yang telah

menjadikan api menjadi dingin dan keselamatan bagi Nabi Ibrahim…sembuhkanlah ayahku

dari penderitaannya…

Ya Allah…sesungguhnya mereka telah menyangka bahwasanya ia tidak mungkin lagi

sembuh…Ya Allah milikMu-lah kekuasaan dan keagungan, sayangilah ayahku, angkatlah

penderitaannya…”

Lalu rasa kantukpun menguasaiku, hingga akupun tertidur sebelum subuh. Tiba-tiba ada

suara lirih menyeru.., “Siapa engkau?, apa yang kau lakukan di sini?”.

Akupun bangun karena suara tersebut, lalu aku menengok ke kanan dan ke kiri, namun aku

tidak melihat seorangpun.

Lalu aku kembali lagi melihat ke kanan dan ke kiri…, ternyata yang bersuara tersebut

adalah ayahku…

Maka akupun tak kuasa menahan diriku, lalu akupun bangun dan memeluknya karena

gembira dan bahagia…, sementara ayahku berusaha menjauhkan aku darinya dan

beristighfar.

Baca: Astaga. Tukang Pijat Ini Mengaku Sisihkan Upahnya Demi Jadi Pelanggan PSK Anak

Ia berkata, “Ittaqillah…(Takutlah engkau kepada Allah….), engkau tidak halal bagiku…!”.

Maka aku berkata kepadanya, “Aku ini putrimu Asmaa'”.

Maka ayahkupun terdiam. Lalu akupun keluar untuk segera mengabarkan para dokter.

Mereka pun segera datang, tatkala mereka melihat apa yang terjadi merekapun keheranan.

Salah seorang dokter Amerika berkata –dengan bahasa Arab yang tidak fasih- :

“Subhaanallahu…”. Dokter yang lain dari Mesir berkata, “Maha suci Allah Yang telah

menghidupkan kembali tulang

belulang yang telah kering…”.

Sementara ayahku tidak mengetahui apa yang telah terjadi, hingga akhirnya kami

mengabarkan kepadanya. Iapun menangis…dan berkata;

Sungguh Allah adalah Penjaga Yang terbaik, dan Dialah yang Melindungi orang-orang

sholeh…, demi Allah tidak ada yang kuingat sebelum kecelakaan kecuali sebelum terjadinya

kecelakaan aku berniat melaksanakan sholat dhuha, aku tidak tahu apakah aku jadi

mengerjakan sholat duha atau tidak..??

Sang istri berkata : Maka suamiku Abu Asmaa’ akhirnya kembali lagi bagi kami

sebagaimana biasnya yang aku mengenalinya, sementara usianya hampir 46 tahun.

Lalu setelah itu kami pun dianugerahi seorang putra, Alhamdulillah sekarang umurnya

sudah mulai masuk tahun kedua.

Maha suci Allah Yang telah mengembalikan suamiku setelah 15 tahun…, Yang telah

menjaga putrinya…, Yang telah memberi taufiq kepadaku dan menganugerahkan keikhlasan

bagiku hingga bisa menjadi istri yang baik bagi suamiku…meskipun ia dalam keadaan

koma…

Maka janganlah sekali-kali kalian meninggalkan do’a…, sesungguhnya tidak ada yang

menolak qodoo’ kecuali do’a…barang siapa yang menjaga syari’at Allah maka Allah akan

menjaganya.

Jangan lupa juga untuk berbakti kepada kedua orang tua… dan hendaknya kita ingat

bahwasanya di tangan Allah lah pengaturan segala sesuatu…di tanganNya lah segala taqdir,

tidak ada seorangpun selainNya yang ikut mengatur…

Ini adalah kisahku sebagai ‘ibroh (pelajaran), semoga Allah menjadikan kisah ini

bermanfaat bagi orang-orang yang merasa bahwa seluruh jalan telah tertutup, dan

penderitaan telah menyelimutinya, sebab-sebab dan pintu-pintu keselamatan telah 





loading…






‘);

FB.XFBML.parse( );

});

//]]>



Source link


قالب وردپرس


Related Posts

Suami Koma Selama 15 Tahun, Begitu Sadar Ia Kaget Lihat Perempuan Lain Lakukan Hal Ini !!
4/ 5
Oleh