WARTA KOTA, MENTENG — Lembaga amil zakat, Rumah Zakat menjabarkan fokus distribusi daging kurban melalui produk Superqurban, di Tanah Air.
Menurut CEO Rumah Zakat, Nur Effendi, ada 4 kondisi daerah yang menjadi sasaran penyaluran Superqurban kornet.
Pertama yakni bantuan di daerah terdampak bencana. “Distribusi Superqurban untuk membantu masyarakat yang kesulitan mendapat akses makanan. Seperti pada warga terdampak banjir di Belitung Timur di pekan ketiga Juli 2017 ini,” kata Nur saat konferensi pers di Menteng, Jakarta Pusat, Senin (31/7/2017).
Fokus kedua yakni di desa berdaya, ada 1.081 titik di 129 Kabupaten/Kota yang jadi sasaran distribusi.
Rumah Zakat telah menugaskan Relawan Inspirasi di tiap titik, untuk mengidentifikasi masalah terkait asupan gizi di wilayah kerja mereka.
Adapun di daerah-daerah yang dipilih itu telah dipastikan membutuhkan uluran tangan, karena masyarakatnya kekurangan gizi, jarang mengkonsumsi daging dan lemahnya kondisi ekonomi.
Poin ketiga yakni fokus distribusi untuk pemberdayaan masyarakat.

“Rumah Zakat juga melakukan ekspedisi dan kolaborasi program, guna memastikan semakin banyak masyarakat di desa-desa pelosok dan pulau terluar di Nusantara mendapat asupan makanan berbahan dasar daging,” kata Nur.
Contohnya saja rencana ekspedisi dalam rangka pemberdayaan manusia di Papua bagian selatan, bersama TNI Angkatan Darat pada Agustus hingga November 2017.
Akan ada penyaluran 7.500 kornet Superqurban di wilayah itu.
Fokus terakhir yakni di wilayah rawan pangan yang tak hanya di Tanah Air, namun juga di Manca Negara.
Pada Desember 2015, Rumah Zakat telah mendistribusikan kornet Superqurban untuk korban gempa bumi di Nepal.
Selain itu korban konflik SARA di Myanmar pada Desember 2016 hingga musibah kelaparan di Somalia pada April tahun ini, menjadi sejumlah wilayah rawan pangan yang disasar Rumah Zakat.
“Sejak Oktober 2016 hingga Juli 2017 ini, Rumah Zakar telah mendistribusikan 217.057 kaleng kornet Superqurban ke berbagai wilayah di Indonesia dan manca negara,” pungkas Nur