Laporan Wartawan WARTAKOTALIVE.COM, ARIE PUJI WALUYO
WARTA KOTA, PALMERAH — Ratih Ibrahim seorang psikolog Indonesia menyatakan bahwa lagu anak-anak di Indonesia sedang kehilangan identitas, dikarenakan minimnya kesadaran orangtua.
Ratih pun mengatakan, selain itu, perkembangan teknologi pun mengubah anak-anak di Indonesia, lebih mengonsumtif lagu yang bukan pada umurnya dan tidak layak.
Baca: Chica Koeswoyo Kehilangan Lagu Anak-anak
“Lagu anak-anak yang kita dengarkan dulu itu, sangat sulit jika diperkenalkan ke anak milenials zaman sekarang, itu sudah tidak masuk karena enggak kekinian,” kata Ratih Ibrahim.

Hal itu ia utarakan ketika hadir menjadi bintang tamu dalam acara ‘Penganugerahan 20 Lomba Cipta Lagu Dendang Kencana 2017’ yang diselenggarakan oleh Kompas Gramedia, di Bentara Budaya Jakarta, Palmerah Selatan, Jakarta Pusat Kamis (27/7/2017).
Ia menambahkan, anak-anak tetaplah anak-anak yang membutuhkan sebuah hal yang layak pada umurnya, untuk mempengaruhi tumbuh kembang kedepannya.
“Mereka membutuhkan setiap perkembangannya butuh dipaparkan atau stimulasi dengan materi yang cocok dengan umurnya,” ucapnya.
“Bicara lagu, berstimulasi anak seluruh indra digunakan. Belajar nilai hidup, perlaku, dll dituturkan masuknya susah. Terus di olah. Lagu memudahkan proses tersebut karena kita hidup dalam musik,” sambungnya.
Lanjut Ratih, lagu anak-anak yang kental dengan kegiatan sehari-hari itu akan terekam di alam bawah sadar setiap anak kecil di Indonesia, jika didengarkan.