
WARTA KOTA, PASAR MINGGU — Sebagai negara yang wilayah lautnya lebih luas dari daratan, Indonesia masih membutuhkan tenaga-tenaga ahli khususnya dibidang kelautan.
“Kita itu sebetulnya kekurangan pelaut, terutama yang berkembangsaan atau keluarganegaraan Indonesia,” kata Widihardja Tanudjaja, Senior Advisor PT Buana Listya Tama Tbk di SMKN 57, Jakarta Selatan, Minggu (23/7/2017).
Menurutnya hal ini didasari oleh jumlah pelaut yang berasal dari Indonesia saat ini kurang lebih hanya 150.000 orang, padahal jumlah penduduk mencapai 250 juta jiwa.
“Coba bandingkan dengan Filipina yang penduduknya cuman 80 juta, itu bisa mencapai 600 ribu pelautnya di luar negeri, padahal kita tidak kalah kualitasnya,” ungkapnya saat ditemui di acara reuni akbar Akademi Maritim Nadional Jakarta Raya (Aman Jaya).
Melihat pertumbuhan maritim dan dunia perkapalan sekarang ini, dirinya merasa Indonesia harus mencetak sebanyak-banyaknya tenaga ahli berkualitas.
Indonesia sendiri memiliki daerah layar yang besar dan pekerjaan kelautan bukan hanya di laut tapi ada di darat seperti mengatur kapal, pemerintahan, danal sebagainya.
Ia mencontohkan saat ini Indonesia masih kekurangan produksi minyak dalam negeri dan harus impor, perusahan dalam dan luar negeri pun sedang gencar mencari sumur-sumur baru di laut.
“Untuk mencari ini dibutuhkan tenaga-tenaga, pelaut-pelaut yang berkualitas untuk mengadakan survei di lepas pantai tersebut,” ungkapnya.
Ditemui pada kesempatan yang sama Direktur Aman Jaya, Suroso Hadiwibowo memaparkan, sekolahnya telah menyumbang ribuan lulusan tenaga ahli di bidang kelautan.
“Secara faktual lulusan dari Aman Jaya sudah tersebar di berbagai bidang, baik dalam dan luar negeri maupun perusahan negeri dan swasta,” jelasnya.
Sekolah ini memiliki tiga jurusan yaitu: Nautika dan Teknika yang berfokus di bidang pelayaran, serta Tata Laksana Perairan Niaga yang di darat seperti mengatur lalu lintas kapal.
Menurutnya mengikuti Nawa Cita Presiden yang sedang gencar membangun tol laut, maka tenaga ahli dibidang kelautan sangatlah dibutuhkan keberadaannya.
“Ada Tol Laut, kita menjadi poros maritim dunia, dan kedepannya pekerjaan dibidang kelautan akan semakin luas, sangat-sangat luas,” paparnya. (Alija Berlian Fani)