Banyak ibu hamil yang sama sekali tidak sadar bahwa mereka telah terinfeksi virus hepatitis. Ini karena gejala hepatitis biasanya tampak samar-samar mirip gejala penyakit umum lainnya, atau mungkin tidak muncul sama sekali. Jika Anda terdiagnosis hepatitis saat hamil, salah satu kekhawatiran utama Anda adalah apakah infeksi yang Anda miliki akan memengaruhi kesehatan si jabang bayi dalam kandungan. Virus hepatitis bisa ditularkan dari ibu ke anak selama persalinan.
Artikel ini akan mengupas tuntas semua pertanyaan Anda seputar hepatitis saat hamil.
Jika saya terinfeksi hepatitis saat hamil, apa bayi saya pasti tertular?
Untuk memastikan peluangnya tertular hepatitis, bayi Anda perlu diperiksa untuk kemungkinan tertular hepatitis ketika ia berusia 18 bulan walau kadang tes bisa dilakukan ketika bayi sedini usia 2 bulan. Namun hasil tesnya bisa tidak sepenuhnya akurat jika dilakukan terlalu dini. Oleh karena itu, tes harus diulang lagi di usia 18 bulan. Tes yang paling bisa mengeluarkan hasil akurat apabila dilakukan begitu ia berusia 2 tahun. Para ahli menggunakan jenis tes darah hepatitis yang serupa dengan yang digunakan pada orang dewasa.
Apa dampaknya jika bayi saya terkena hepatitis?
Bayi dalam kandungan pada umumnya tidak terpengaruh oleh virus hepatitis milik ibunya selama kehamilan. Namun, ada beberapa peningkatan risiko tertentu yang mungkin terjadi saat persalinan, seperti bayi lahir prematur, berat lahir rendah (BBLR), atau kelainan anatomi dan fungsi tubuh bayi (terutama pada infeksi hepatitis B kronis).
Risiko lainnya adalah bayi Anda bisa terinfeksi saat lahir. Bayi mungkin terinfeksi hepatitis B saat lahir jika ibu positif terinfeksi. Biasanya, penyakit ini diteruskan ke anak yang terkena paparan darah dan cairan vagina ibu yang positif hepatitis selama proses persalinan. Infeksi virus hepatitis B bisa sangat parah pada bayi. Infeksi ini bisa mengancam nyawa mereka. Apabila anak terinfeksi virus hepatitis B semasa kecil, sebagian besar kasusnya akan berlanjut menjadi kronis. Hepatitis kronis inilah yang bisa berakibat buruk pada kesehatan anak di kemudian hari, yaitu berupa kerusakan hati (sirosis) dan kadang kanker hati (terutama jika disertai infeksi virus hepatitis C).
Anak-anak yang merupakan carrier hepatitis harus memeriksakan diri ke dokter secara teratur untuk menjalani tes darah. Kebanyakan kasus hepatitis pada anak tidak membutuhkan obat, tetapi beberapa anak akan perlu diobati dengan obat antivirus untuk mencegah risiko kerusakan hati parah (sirosis) atau kanker hati.
Apakah saya bisa menyusui jika menderita hepatitis?
Ibu menyusui yang memiliki hepatitis masih boleh menyusui bayinya. Para pakar kesehatan percaya bahwa virus hepatitis tidak bisa ditularkan melalui ASI. Menurut banyak penelitian, peluang risiko paparan hepatitis pada bayi yang menyusu ASI eksklusif dan menyusu botol formula sama besar jika dilahirkan dari ibu yang positif terinfeksi hepatitis saat hamil.
Namun jika Anda menderita hepatitis dan mengalami kekambuhan yang disertai dengan gejala penyakit kuning setelah kelahiran bayi, Anda tidak boleh menyusui. Jika puting susu Anda retak atau berdarah, Anda juga harus berhenti menyusui. Anda harus terus memompa dan membuang ASI Anda sampai puting Anda telah sembuh.
Bagaimana cara melindungi bayi dari infeksi hepatitis?
Kabar baiknya, kecil peluangnya bagi Anda untuk menurunkan virus hepatitis C ke bayi. Hanya 4-6% bayi yang lahir dari ibu positif hepatitis C akan terinfeksi virus. Ini berarti hampir semua bayi yang lahir dari ibu dengan hepatitis C tidak akan terkena virusnya. Risiko penularan hepatitis C dari ibu ke anak baru meningkat jika ibu memiliki jumlah virus (viral load) yang tinggi atau sekaligus memiliki HIV di waktu yang bersamaan. Risiko ini akan lebih tinggi lagi jika Anda tidak menjalani pengobatan apapun. Sayangnya, tidak ada cara untuk mencegah penularan hepatitis C ke bayi Anda.
Sebelum memutuskan untuk hamil, Anda harus menjalani pemeriksaan kesehatan untuk memastikan bahwa Anda sehat. Jika Anda menderita hepatitis sebelum hamil, diskusikan dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang baik untuk melindungi bayi Anda sebisa mungkin.
Hello Health Group tidak menyediakan nasihat medis, diagnosis, maupun pengobatan.
Baca Juga: