WARTA KOTA, PALMERAH — Detasemen Khusus Tindak Pidana Korupsi (Densus Tipikor) yang akan dibentuk Polri hendaknya tidak hanya fokus pada penindakan.
“Kehadiran Densus Tipikor harus membawa nilai tambah dengan memberi perhatian pada aspek pencegahan dan upaya menumbuhkan efek jera,” kata Ketua Komisi III DPR di Jakarta, Senin (24/7/2017).
Masyarakat, kata dia, berharap agar Densus Tipikor bisa menghadirkan strategi atau rumusan baru dalam memerangi korupsi.
“Untuk menekan perilaku korup di semua lembaga negara dan daerah, tidak ada salahnya jika Polri ambisius dalam merumuskan tugas dan fungsi Densus Tipikor,” katanya.
Menurut politisi yang akrab disapa Bamsoet ini, lembaga tersebut harus ambisius, dalam arti, berani mematok target besar dan strategis.
“Jadi, selain menggelar penindakan, Densus Tipikor hendaknya juga bisa memberikan rekomendasi bagi upaya pencegahan korupsi, serta rekomendasi tentang strategi menumbuhkan efek jera,” katanya.
Karena, menurut dia, di situlah nilai tambah Densus Tipikor.
“Perhatian lebih pada aspek pencegahan dan faktor efek jera sangat penting karena sudah terbukti bahwa kegiatan pemberantasan korupsi yang hanya fokus pada penindakan gagal menyelesaikan persoalan,” katanya.
Karena itu, menurut Bamsoet, Densus Tipikor harus merancang program spesifik tentang pencegahan korupsi, serta upaya membangun efek jera.
“Kalau fokus pada penindakan, kapabilitas Polri tak perlu diragukan. Polri bisa mengungkap banyak kasus jika semua kepolisian daerah (Polda) digerakkan,” katanya.
Banyak dugaan kasus Tipikor di daerah belum diperlakukan sebagaimana mestinya, kendati sering dipergunjingkan warga setempat.
Selain itu, kata Bamsoet, kehati-hatian dalam membentuk organisasi dan satuan-satuan kerja Densus Tipikor harus diutamakan.
“Potensi penyalahgunaan wewenang harus diminimalkan. Sebab, mengendus dan mengintai terduga koruptor itu sangat dekat dengan tumpukan uang. Pekerjaan yang sarat godaan,” katanya.
Maka, kata dia, Polri harus menempatkan Densus Tipikor pada posisi yang mudah untuk diawasi publik.
“Institusi Densus Tipikor itu pun tidak boleh eksklusif. Dia harus komunikatif dengan publik karena semua elemen masyarakat sangat peduli dengan pemberantasan korupsi,” katanya.
Dalam konteks itu, menurut Bamsoet, kearifan Polri menjadi faktor yang sangat signifikan karena Densus Tipikor akan menjadi sebuah pertaruhan besar lagi strategis bagi masa depan institusi Polri.
“Segenap jajaran pimpinan Polri harus memastikan dan menjamin bahwa Densus Tipikor bukan hanya bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, melainkan juga jujur, bersih serta taat asas,” katanya.