WARTA KOTA, PALMERAH – Mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier meyakini masyarakat tidak akan kesulitan jika pemerintah jadi mengeluarkan kebijakan redenominasi rupiah.
Redenominasi adalah penyederhanaan nilai mata uang rupiah tanpa mengubah nilai tukarnya. Ia percaya, konsep tersebut sedikit banyaknya sudah diterapkan di masyarakat.
“Anda perhatikan kalau ke pasar, tanya, ini mana, daging sekilo tiga belas, maksudnya kan seratus tiga puluh ribu (rupiah), sudah redenominasi sendiri,” ujarnya kepada wartawan, usai menghadiri diskusi di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (26/7/2017).
Baca: Amien Rais: KPK Harus Turun Mesin
Diberitakan sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo, sudah mengumumkan bahwa pemerintah berencana melakukan redenominasi. Salah satu faktor pendukungnya, adalah kondisi perekonomian yang kian membaik.
Fuad Bawazier mengaku yakin masyarakat akan menciptakan mekanisme sendiri jika redenominasi jadi dilakukan, untuk menghindari kerugian.
Ia mencontohkan, masyarakat akan dengan mudah memahami bila suatu saat ini akan ada dua jenis uang yang berlaku, yakni uang yang sudah dipangkas nilainya, dengan uang lama.
Baca: Hari Pertama Kegiatan Belajar Mengajar, Saat Orangtua Ikut Sekolah
“Misal jual barang, satu harganya dua ratus ribu (rupiah) uang lama, kalau uang baru itu dua ratus. Itu akan dilakukan, sampai semua uang lama sudah tidak ada lagi di pasaran,” katanya.
Kasus yang tidak jauh berbeda, tuturnya, terjadi di Yaman, saat Yaman Utara dan Yaman Selatan disatukan pada awal 1990.
Setelah digabungkan, ada tiga jenis uang, yakni uang Yaman Utara, Yaman Selatan, dan uang baru. Saat itu masyarakat bisa menentukan suatu harga barang, menggunakan tiga jenis uang tersebut.
“Padahal nilai duitnya beda, waktu disatukan orang bayar mengunakan uang Selatan, uang Utara, dan uang baru, berjalan saja, sampai uang lama hilang semua,” paparnya. (*)
